SIT CORDOVA

Menghormati Guru Kunci Keberkahan Ilmu

Menghormati Guru Kunci Keberkahan Ilmu

ada satu istilah yang sering kita dengar yaitu “keberkahan”. Kata “berkah” berasal dari bahasa Arab “barakah” yang maknanya menurut Imam al-Ghazālī, ziyādah al-khair yakni bertambahnya nilai kebaikan. Ilmu yang berkah adalah ilmu yang memberikan nilai kemanfaatan dan kebaikan di dalamnya. Salah satu tandanya adalah ilmu tersebut diamalkan dan bermanfaat untuk dirinya dan orang lain serta mendatangkan kebaikan.

Oleh karena pentingnya keberkahan ilmu tersebut Imam al-Ghāzalī dalam kitabnya Ayyuhā al- Walad menasehatkan untuk para penuntut ilmu, “meskipun engkau menuntut ilmu serratus tahun, dan mengumpulkan (menghafalkan) seribu kitab engkau tidak akan bersiap sedia mendapatkan rahmat Allah kecuali dengan mengamalkannya. Sebagaimana firman Allah dalam al-Quran (QS. al-Najm: 39, al-Kahf: 110 dan 107-108, al-Taubah: 82, al-Furqān: 70) ”.

            Keberkahan ilmu harus dimulai dengan niat yang lurus dan benar. Demikian pesan Imam Az-Zarnūji (1981: 32) dalam kitab Ta’līm al-Mutallim Tharīq al-Ta’allum. Beliau mengatakan, selayaknya seorang penuntut ilmu meniatkannya untuk mencari keridhaan Allah SWT, mencari kehidupan akhirat, menghilangkan kebodohan dari dirinya sendiri dan orang-orang bodoh, menghidupkan agama dan melanggengkan Islam. Sebab kelanggengan Islam itu harus dengan ilmu, dan tidak sah kezuhudan dan ketakwaan yang didasari atas kebodohan.

            Az-Zarnūji menambahkan bahwa dalam menuntut ilmu hendaknya juga diniatkan sebagai bentuk rasa syukur atas kenikmatan akal dan sehatnya badan. Dan tidak dibenarkan meniatkannya untuk mencari kedudukan di hadapan manusia, mencari harta duniawi, atau kemuliaan di sisi penguasa dan lainnya.

             Selain niat, kebeberkahan ilmu ditentukan oleh sikap penuntut ilmu dan orang tuanya terhadap ilmu dan orang yang mengajarkan ilmu tersebut yaitu guru. Az-Zarnuji mengatakan:

اعلم أن طالب العلم لا ينال العلم ولا ينتفع به إلا بتعظيم العلم وأهله وتعظيم الأستاذ وتوقيره

“Ketahuilah, Seorang murid tidak akan memperoleh ilmu dan tidak akan dapat ilmu yang bermanfaat, kecuali ia mau mengagungkan ilmu, ahli ilmu, dan menghormati keagungan guru.”.

            Islam menempatkan posisi seorang ahli ilmu pada posisi yang mulia. Di dalam al-Quran secara tegas dijelaskan bahwa tidaklah sama antara orang yang berilmu dengan orang tidak berilmu (QS. Al-Zumar: 9). Demikian halnya juga Allah mengangkat derajat mereka (orang beriman dan berilmu) beberapa derajat (QS. al-Hujurāt: 11).

            Dalam tradisi keilmuan Islam, penghormatan (ta’dzīm) terhadap ustadz/guru benar-benar telah dipraktikkan. Dan ini menjadi kunci kejayaan peradaban Islam. Hal ini bisa kita lihat dari contoh-contoh yang telah ditunjukkan oleh orang-orang mulia. Misalnya, Sahabat Ali bin Abi Thalib, yang oleh Rasulullah SAW disebutkan sebagai “bab al ‘ilmi” atau pintu ilmu. Beliau mengatakan:

أنا عبد من علمني حرفا واحدا، إن شاء باع وإن شاء استرق

“Saya menjadi hamba sahaya orang yang telah mengajariku satu huruf. Terserah padanya, saya mau dijual, di merdekakan ataupun tetap menjadi hambanya.”

Demikian pula dengan orang tua yang seharusnya memberikan penghormatan tinggi kepada para guru anak-anaknya.  Di masa keemasan Islam,  para orang tua sangat antusias menyekolahkan anak-anak mereka kepada para guru (ulama’). Mereka memberikan dukungan penuh disertai kepercayaan dan penghormatan tinggi kepada guru anak-anak mereka.

Suatu ketika Sulaiman bin Abdul Malik bersama pengawal dan anak-anaknya mendatangi Atha’ bin Abi Rabah untuk bertanya dan belajar sesuatu yang belum diketahui jawabannya. Walau ulama dan guru ini fisiknya tak menarik dan miskin, tapi dia menjadi tinggi derajatnya karena ilmu yang dimiliki dan diajarkannya. Di hadapan anak-anaknya ia memberi nasihat, “Wahai anak-anakku! bertawalah kepada Allah, dalamilah ilmu agama, demi Allah belum pernah aku mengalami posisi serendah ini, melainkan di hadapan hamba ini (Atha’) (Al-Qarny, Rūh wa Rayhān: 296).

Penghormatan terhadap seorang guru juga telah dicontohkan oleh Harun Ar Rasyid. Khalifah yang dikenal sebagai pemimpin yang sangat perhatian terhadap pendidikan anaknya. Dikisahkan, suatu saat beliau mengirim salah satu putranya kepada Imam al-Ashmā’ī, salah satu imam dalam ilmu nahwu untuk belajar ilmu dan adab. Ketika mengunjungi putranya, Khalifah menyaksikan al-Ashmā’ī sedang berwudhu dan membasuh kaki beliau sedangkan putranya menuangkan air ke kaki sang guru. Melihat hal itu, Khalifah pun tidak menerima dan mengatakan kepada Imam al-Ashmā’ī,”Sesungguhnya aku mengirim putraku pedamu agar engkau mengajarkan adab kepadanya. Kenapa engkau tidak memerintahkannya untuk menuangkan air dengan salah satu tangannya sedangkan tangan lainnya membersihkan kakimu?.”.

            Ini menunjukkan betapa terhormatnya guru atau orang yang berilmu. Sampai-sampai sekelas khalifah atau kepala negara masa itu harus mendatanginya untuk mendapatkan ilmu serta menasihati anak-anaknya untuk belajar dan menghormati guru. Sebagai orangtua, Harun Ar-Rasyid mempercayakan pendidikan anaknya kepada guru. Biaya yang dikeluarkan oleh beliau juga tak sedikit untuk memuliakan guru. Terlebih, guru juga diberi wewenang untuk mendidik anaknya sebagaimana anak-anak lain, tanpa harus sungkan karena mendidik anak khalifah.

             Contoh lain penghormatan kepada guru adalah apa yang dilakukan Sultan Muhammad Al-Fatih, Sang Penakluk Konstantinopel. Sang Sultan sangat mencitai dan menghormati gurunya Syeikh Aaq Syamsuddin dengan kecintaan yang tinggi. Sang guru mempunyai kedudukan yang khusus dan istimewa di hati Sultan.

            As-Shalābī (2006: 117) menyebutkan dalam kitabnya, Fātih al-Qasthinthīniyah, al-Sulthān Muhammad al-Fātih, suatu ketika, gurunya Syeikh Āq Syamsuddin masuk ke istana. Saat itu Muhammad al-Fatih sedang bermusyawarah dengan para pembesarnya. Melihat kedatangan gurunya, al-Fatih bangun dan menyambut gurunya dengan penuh hormat. Kemudian beliau berkata kepada perdana menteri Utsmaniyah, Mahmud Pasya, “perasaan hormatku kepada Syeikh Āq Syamsuddin sangat mendalam. Apabila orang-orang lain berada di sisiku tangan mereka akan bergetar. Sebaliknya apabila aku melihatnya (Syeikh Āq Syamsuddin) tangan aku yang bergetar.

            Ini adalah sunnatullah tidak ada keberhasilan orang-orang besar dalam sejarah peradaban Islam kecuali di sampingnya ada seorang guru yang hebat yang ditempatkan pada posisi yang mulia.

Syeikh Bakr Abu Zaid Hafidzahullah memberikan nasehat kepada para penuntut ilmu dalam kitabnya, Hilyah Thālib al-‘Ilmi, pada dasarnya mengambil ilmu pertama kali bukanlah dari buku, tetapi harus dari guru yang engkau percayai memiliki kunci-kunci pembuka ilmu, agar engkau terbebas dari bahaya dan ketergelinciran. Oleh karena itu engkau harus menjaga kehormatan gurumu, karena itu adalah tanda keberhasilan, kemenangan, pencapaian ilmu, dan kesuksesan. Hendaknya gurumu menjadi sosok yang engkau hormati, engkau muliakan, engkau hargai, dan engkau perlakukan dengan santun.

            Di antara salah satu bentuk penghormatan kepada guru adalah jika terlihat kesalahan dari gurumu atau kekeliruan, janganlah engkau menganggapnya jatuh harga dirinya dalam pandanganmu, karena yang seperti itu akan menjadi sebab terhalanginya dirimu dari mendapat ilmunya. Siapakah yang bisa terbebas secara total dari kesalahan?. (Abu Zaid, 2002: 36)

Sumber : https://tazkiaiibs.sch.id/home/show_post/menghormati-guru-kunci-keberkahan-ilmu

Kenali Bakat Anak di Tengah Pandemi

Kenali Bakat Anak di Tengah Pandemi

“BAKAT itu seperti tunas, perlu disirami, diberi pupuk, dan dijaga agar menjadi pohon yang besar dan kuat. Jadikan anda dan rumah sebagai tempat yang subur untuk mengembangkan bakat anak dengan pendekatan praktis dan manusiwi”.

Itu merupakan dua kalimat Munif Chatib (konsultan pendidikan) dalam bukunya yang berjudul Orang Tuanya Manusia (2015), menyimpulkan bahwa untuk mengembangkan bakat anak membutuhkan dukungan dari lingkungan. Ada hubungan erat antara bakat dan cita-cita. Pada 2019, dikutip dari CNBC, perusahaan produksi mainan Lego, melakukan survei kepada 3.000 anak berusia antara 8-12 tahun dari AS dan Tiongkok. Survei juga melibatkan 326 orang tua yang memiliki anak berusia antara 5-12 tahun. Hampir sepertiga dari anak-anak dalam survei mengatakan mereka ingin menjadi YouTuber ketika tumbuh dewasa.

Dari penelitian tersebut dapat disimpulkan bahwa terdapat cita-cita ‘baru’ dan tidak menutup kemungkinan juga hal tersebut terdapat di Indonesia. Namun, kebanyakan orang tua di Indonesia mengarahkan cita-cita sesuai dengan keinginannya atau profesi yang saat ini digeluti orang tua. Padahal, belum tentu sang anak juga memiliki keinginan yang sama. Hal ini tanda disadari dapat membunuh bakat anak.

Pada akhir 2015, murid kami mendapatkan surat dari Kemendikbud yang berisi pemberitahuan sebagai finalis lomba. Ia berhasil masuk sepuluh besar lomba menulis cerpen (LMC) nasional yang diikuti ribuan siswa SMP di Indonesia, dan diundang mengikuti grand final di Bogor, Jawa Barat. Kesan bahagia tentu mendominasi, tapi kesan tak menyangka yang waktu itu saya rasakan pertama kali.

Prestasi tersebut begitu mengesankan, lantaran murid kami tersebut sebelumnya tidak memiliki jejak prestasi sama sekali. Sebelumnya, kami hanya mendapati bahwa ia hobi membaca dan menulis. Menyadari hal tersebut, ia kami arahkan untuk mengikuti kelas menulis. Pertama kali ia mengikuti lomba dan hasilnya di luar dugaan.

Pada 2016, saya menjadi ketua festival bahasa tingkat SD/sederajat se Jawa-Bali. Kompetisi tersebut bertujuan untuk menggali bakat anak terutama dari aspek public speaking bahasa Indonesia, Inggris, dan Arab (ada lima cabang lomba). Dari kompetisi yang diikuti oleh ratusan peserta tersebut munculah 15 nama-nama juara.

Saya sempat berbincang-bincang dengan beberapa guru pendamping siswa-siswa peraih juara tersebut. Dari situ terungkaplah fakta bahwa ada siswa yang memang sudah kesekian kali meraih tangga juara pada kompetisi yang sama. Namun, ada pula siswa yang baru pertama mengukirkan namanya. Saat itu, saya simpulkan bahwa siswa yang kerap menjadi juara merupakan siswa yang sudah menemukan bakatnya dan terus diasah. Sedangkan yang baru mendapatkan juara merupakan awal penemuan bakatnya.

Mengenali bakat anak

Dalam bukunya, Munif Chatib menjelaskan bahwa awalmya rasa ingin tahu anak membuatnya melakukan aktivitas yang diulang-ulang. Dari aktivitas itulah akan muncul rasa suka. Rasa suka itulah yang dapat diartikan sebagai ‘kemungkinan bakat’, sebab tidak semua aktivitas yang disukai anak adalah bakatnya. Mungkin dia hanya mengikuti temannya, lalu hanya dalam beberapa saat dia meninggalkan aktivitas tersebut.

Ada beberapa hal yang dapat dijadikan tanda bahwa anak memiliki bakat pada bidang tertentu, yaitu bakat itu fast learner, bakat terus mencari jalan keluar, bakat menghasilkan karya. Pertama, bakat itu fast learner, disebut demikian, ketika seorang anak yang memiliki bakat akan belajar sesuatu dengan cepat. Hal tersebut bisa dilihat dari kisah Joey Alexander yang berhasil meraih penghargaan di Grammy Award pada Februari 2016. Pianis muda yang saat itu masih berusia 12 tahun mendapat keahlian bermain piano secara otodidak pada umur 6 tahun. Bakatnya bermain musik menurun dari kedua orang tuanya dan terus diasah di lingkungan yang mendukung.

Kedua, bakat terus mencari jalan keluar. Ketika seorang anak menyukai suatu aktivitas tapi memiliki kendala, ia akan mencari pemecahan terhadap masalah tersebut. Semisal, seperti yang saya contohkan pada awal tulisan ini. Walaupun di sekolah boarding/asrama yang di situ banyak sekali kegiatan setiap harinya, tapi murid kami yang menjadi salah satu juara LMC tersebut selalu berhasil memanfaatkan waktunya untuk membaca dan menulis.

Ketiga, bakat menghasilkan karya. Salah seorang murid saya sering sekali menggambar di bukunya. Mengetahui hal tersebut, kami membimbingnya untuk mengembangkan bakatnya dan mengikutsertakan pada lomba kaligrafi. Pada kesempatan pertama memang ia belum juara. Akan tetapi, pada kesempatan selanjutnya, ia berhasil menjadi juara.

Di tengah pendemi saat ini mengakibatkan pembelajaran beralih ke daring. Alhasil, waktu anak 24 jam berada di rumah bersama orang tua. Ini merupakan kesempatan emas. Mari perhatikan apa yang dilakukan anak-anak kita selama di rumah. Aktivitas apa yang tetap mereka lakukan meskipun keadaannya tidak mendukung.

Kenali bakat anak-anak kita sejak dini. Perhatikan secara menyeluruh minat apa yang mereka sering geluti. Perlu kita pahamkan pada diri kita masing-masing bahwa setiap anak memiliki bakat dan mereka merupakan juara. Dukungan orang tualah yang menuntun mereka menuju gerbang kesuksesan. Mari bantu mereka membuka gerbang itu.

Sumber : https://mediaindonesia.com/opini/369990/kenali-bakat-anak-di-tengah-pandemi

MEMBANGUN SINERGITAS GURU DAN ORANG TUA DALAM PEMBELAJARAN  ANAK DI MASA  PANDEMI COVID 19

MEMBANGUN SINERGITAS GURU DAN ORANG TUA DALAM PEMBELAJARAN ANAK DI MASA PANDEMI COVID 19

 

Oleh : Abas, M.Pd,.M.Si ( Pembina Yayasan Harapan Umat )

Penyebaran  Pandemi Covid 19 sangat dahsyat , bahkan mendunia penyebarannya sehingga   belum juga berakhir . Kita tidak ada yang mengetahui kapan pandemi ini akan hilang dan berakhir. Pandemi Covid 19 banyak  membawa dampak yang signifikan terhadap  dunia pendidikan . Seluruh Indonesia sekolah sekolah di larang melaksanakan pembelajaran secara tatap muka . Sehingga dilaksanakan secara Daring yang membuat intensitas pertemuan antara guru dan siswa menjadi berkurang. Metode pembelajaran Daring menuntut peran serta orang tua di rumah  harus bisa menjadi pendamping terhadap anak anaknya dalam proses pembelajaran secara Daring  . Hal ini menjadi jembatan antara guru dan murid selama proses pembelajaran, sehingga adanya kerjasama yang efektif anatara guru dan orang tua selama pembelajaran Daring di rumah dengan baik.  Yang perlu di tekankan dalam pembelajaran jarak jauh adalah seberapa besar orang tua mengetahui gaya belajar anak agar dapat membantu memahami materi yang di sajikan .

Dari sini kita bisa melihat antara guru , orang tua dan anak sangatlah penting . Kita bisa melihatnya dari sudut pandang guru selama ini anaknya tipe yang mana , ini kita bisa lihat perbedaan antar pembelajaran di sekolah dan di rumah . Karena setiap anak mempunyai pribadi yang  unik, itulah kenapa setipa anak memiliki gaya belajar yang bisa jadi berbeda beda.  Sinergi orang tua , guru dan anak sangatlah penting dalam keberhasilan pendidikan anak. Terlebih dalam kondisi pandemic covid 19 mengharuskan anak belajar dari rumah  membuat orang tua semakin sadar pentingnya mendapingi anak dalam belajar. Guru juga harus mengetahui kondisi anak di rumah menyangkut pemberian materi dan tugas yang tidak memberatkan dan membebani anak dan lebih mengasah kreatifitas serta empati anak. Guru juga harus berkomuniaksi dengan orang tua kendala kendala yang di hadapi anak pada waktu pembelajaran Daring  di rumah.

Untuk membangun Sinergitas /komunikasi yang baik antara guru dan orang tua dalam pendidikan  di masa pandemi covid 19 adalah sebagai berikut :

  1. Tujuan mendidik anak di lembaga pendidikan untuk menghasilkan anak anak yang mempunyai kepribadian yang baik , baik selama di sekolah maupun di rumah di era pandemic ini.
  2. Adanya kesamaan Visi dan Orientasi antara sekolah dan orang tua.
  3. Menjalin komunikasi yang baik antara guru, orang tua dan anak di masa pandemic ini.
  4. Saling menghargai dan mendukung dalam pembelajaran Daring karena situasi kondisi pandemic.
  5. Tenggang rasa dan saling pengertian antar sesame.

 

Dengan demikian jika guru, orang tua dan  anak bersinergi dalam melaksanakan pembelajaran di rumah maka sesuatu yang di kerjakan menjadi mudah dan kegiatan pembelajaran daring memberikan manfaat dan semangat untuk anaka naka kita.

Hari Jumat adalah hari dan waktu yang mustajab untuk berdoa

Hari Jumat adalah hari dan waktu yang mustajab untuk berdoa

Amalan sunah di hari Jumat

1. Membaca surah Al Kahfi.

Rasullulah menganjurkan umatnya untuk membaca surah Al-Kahfi di hari Jumat atau pada malam Jumat. Dalam surah Al-Kahfi terdapat 110 ayat dan merupakan surah ke-18 dari 114 surah dalam Alquran. Dianjurkan bahwa sebaiknya surat Al-Kahfi dibaca saat terbenamnya matahari di hari Kamis hingga terbenamnya matahari di hari selanjutnya, yaitu hari Jumat.

Rasulullah SAW bersabda:

Barang siapa membaca surat al-Kahfi pada hari Jumat, maka Allah memberinya sinar cahaya di antara dua Jumat.

2. Perbanyak zikir.

Dengan berzikir, seorang muslim akan senantiasa mengingat kekuasaan Allah. Dalam Alquran surah Al-Jumu’ah ayat 9, Allah berfirman:

Amalan Jumat © 2020 brilio.net 

View Image

Yaa ayyuhallaziina aamanuu izaa nudiya lis-salaati miy yaumil-jumu’ati fas’au ilaa zikrillaahi wa zarul baii’, zaalikum khairul lakum ing kuntum ta’lamun

Artinya:

Hai orang-orang beriman, apabila diseru untuk menunaikan shalat Jum’at, maka bersegeralah kamu kepada mengingat Allah dan tinggalkanlah jual beli. Yang demikian itu lebih baik bagimu jika kamu mengetahui.

3. Membaca salawat.

Selain memperbanyak zikir, Rasulullah juga menganjurkan bagi umat Islam untuk membaca salawat pada hari Jumat. Zikir dan salawat juga bisa membantu dalam kesulitan di dunia maupun akhirat.

4. Perbanyak doa.

Dalam sebuah hadis dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu, Rasulullah menyebut hari Jumat kemudian berkata:

Di hari Jumat itu terdapat satu waktu yang jika seseorang muslim melakukan shalat di dalamnya dan memohon sesuatu kepada Allah Ta’ala, niscaya permintaannya akan dikabulkan. Lalu beliau memberi isyarat dengan tangannya yang menunjukkan sedikitnya waktu itu.” (HR. Bukhari dan Muslim)

Dalam hadis tersebut dijelaskan bahwa sedikit waktu yang dimaksud adalah detik terakhir pada hari Jumat, tepatnya ketika mejelang maghrib, saat matahari akan terbenam di hari Jumat.

5. Mandi Jumat.

Terdapat sunah mandi Jumat yang sebaiknya dilaksanakan oleh seorang muslim. Mandi ini tentu berbeda dengan mandi pada hari biasanya karena dilakukan dengan niat mandi Jumat.

Rasulullah bersabda:

Mandi pada hari Jumat adalah wajib bagi setiap orang yang telah baligh.” (HR. Bukhari dan Muslim)

6. Membersihkan diri dan menggunakan wewangian.

Dalam sebuah hadis, Rasulullah bersabda:

Barangsiapa yang mandi pada hari Jumat dan bersuci semampunya, lalu memakai minyak rambut atau minyak wangi kemudian berangkat ke masjid dan tidak memisahkan antara dua orang, lalu shalat sesuai dengan kemampuan dirinya, dan ketika imam memulai khutbah, ia diam dan mendengarkannya maka akan diampuni dosanya mulai Jum’at ini sampai Jum’at berikutnya.” (HR. Bukhari dan Muslim)

7. Memakai pakaian terbaik.

Setelah mandi, membersihkan diri serta menggunakan wewangian pada tubuh, pada hari Jumat seorang muslim dianjurkan untuk memakai pakaian terbaik. Pakaian terbaik ini bukan berarti harus pakaian dengan harga yang mahal, namun pakaian yang sesuai digunakan untuk beribadah.

Rasulullah bersabda:

Wajib bagi kalian membeli 2 buah pakaian untuk shalat Jum’at, kecuali pakaian untuk bekerja.” (HR. Abu Dawud dan Ibnu Majah, dinilai shahih oleh Al Albani)

8. Menyegerakan berangkat ke masjid.

Bagi seorang muslim laki-laki, pada hari Jumat diwajibkan untuk melaksanakan salat Jumat di masjid. Untuk melaksanakan salat Jumat, seorang muslim sebaiknya menyegerakan untuk berangkat ke masjid dalam artian berangkat lebih awal untuk melaksanakan salat Jumat dan jangan sampai terlambat.

Anas bin Malik berkata, “Kami berpagi-pagi menuju sholat Jumat dan tidur siang setelah shalat Jumat.” (HR. Bukhari)

9. Memperbanyak salat sunah sebelum khatib naik mimbar.

Barangsiapa yang mandi kemudian datang untuk sholat Jumat, lalu ia sholat semampunya dan dia diam mendengarkan khutbah hingga selesai, kemudian sholat bersama imam, maka akan diampuni dosanya mulai Jumat tersebut sampai Jumat berikutnya ditambah tiga hari.” (HR. Muslim)

10. Salat sunah setelah salat Jumat.

Setelah salat Jumat selesai, seorang muslim laki-laki dianjurkan untuk mengerjakan salat sunah setelah salat Jumat. Dalam sebuah hadis, Rasulullah bersabda:

Apabila kalian telah selesai mengerjakan shalat Jumat, maka shalatlah 4 rakaat.” Amr menambahkan dalam riwayatnya dari jalan Ibnu Idris, bahwa Suhail berkata, “Apabila engkau tergesa-gesa karena sesuatu, maka shalatlah 2 rakaat di masjid dan 2 rakaat apabila engkau pulang.” (HR. Muslim, Tirmidzi)

11. Membaca surah As-Sajadah dan surah Al-Insan.

Rasulullah biasa membaca surat tertentu pada hari Jumat. Di antaranya As-Sajadah dan surah Al-Insan. Jadi sebaiknya, sebagai seorang muslim yang baik juga harus meniru kebiasaan Beliau.

Dari Aisyah radhiyyallahu’anha, ia berkata bahwa:

Rasulullah biasa membaca pada sholat subuh pada hari Jumat ‘Alam Tanzil’ (surat As Sajadah) pada rokaat pertama dan ‘Hal ataa’alal insaani hiinum minad dahri lam yakun syai-am madzkuro’ (surat Al Insan) pada rokaat kedua.” (HR. Muslim)

12. Melaksanakan salat Dhuha.

Dari Abu Dzar radhiyallahu’anhu, ia mendengar Rasulullah bersabda:

Pada pagi hari, setiap ruang tulang salah seorang di antara kalian itu ada sedekahnya. Maka setiap tasbih adalah sedekah, setiap tahmid adalah sedekah, setiap tahlil adalah sedekah, setiap takbir adalah sedekah, memerintahkan kepada kebaikan adalah sedekah, melarang dari kemungkaran adalah sedekah dan yang mencukupkan dari semua itu adalah dua rokaat sholat dhuha.” (HR. Muslim)

13. Salat sunah qabliyah dan bakdiyah.

Salat qabliyah dzuhur adalah salat sunah yang dikerjakan sebanyak 2 sampai 4 rakaat sebelum saat dzuhur. Sedangkan salat bakdiyah dzuhur adalah salat sunah yang dilakukan setelah salat dzuhur. Hal ini bisa dikerjakan oleh seorang muslim perempuan yang tidak mengerjakan salat Jumat seperti muslim laki-laki.

14. Perbanyak sedekah.

Sedekah dapat dilakukan pada hari apa saja, namun sedekah di hari Jumat sangat dianjurkan oleh Rasulullah.

15. Memotong kuku dan mencukur rambut.

Di hari Jumat, Rasulullah mensunahkan untuk membersihkan anggota tubuh seperti memotong kuku dan mencukur rambut. Imam Nawawi rahimahullah mengatakan:

Imam Syafi’i dan para ulama mahzab Syafi’iyah rahimahullah menegaskan dianjurkannya memotong kuku dan mencukur rambut-rambut pada tubuh (kumis dan bulu kemaluan) pada hari Jumat.” (Al-Majmu’Syarh Al-Muhadzdzab, 1:287)

 

Sumber : https://www.brilio.net/wow/15-amalan-sunah-di-hari-jumat-yang-dianjurkan-rasulullah-200724p.html

Pentingnya Menuntut Ilmu

Pentingnya Menuntut Ilmu

Pada dasarnya menuntut ilmu itu sangat penting karena sesungguhnyailmu adalah kehidupan dan cahaya. Selain itu ilmu merupakan kebutuhan primer melebihi kebutuhan badan kepada makanan, dalam sehari hanya dua kali.kebutuhan manusia kepada ilmu sangatlah banyak, sebanyak jumlah nafas, karena setiap nafasnya dibutuhkan iman dan hikmah. Jika nafasnya nihil dari iman atau hikmah, sungguh ia binasa, semakin dekat kematiannya dan tidak mendapatkan jalan untuk membebaskan diri kecuali dengan ilmu.

Setiap orang pasti mengetahui keutamaan ilmu.keutamaan ilmu yang paling nyata adalah bahwa ilmu merupakan sarana untuk bertakwa kepada allah.ilmu pengetahuan merupakan sesuatu yang disukai,sepenting-penting sesuatu yang di cari dan sesuatu yang paling bermanfaat,daripada selainnya.dalam kehidupan dunia ilmu pengetahuan mempunyai peran yang sangat penting.perkembangan dan kemajuan ilmu pengetahuan memberikan kemudahan bagi kehidupan individu maupun kehidupan bermasyarakat.ilmu pengetahuan bukan hanya di peroleh dari hubungan dengan sesama manusia.dari penjelasan ini dapat disimpulkan bahwa kemajuan peradaban sebuah bangsa tergantung kemajuan ilmu pengetahuan yang melingkupi.

Ilmu adalah di hasilkannya gambaran atau bentuk sesuatu dalam akal.karena pentingnya ilmu dan banyaknya faidah yang terkandung di dalamnya.peranan ilmu pengetahuan dalam kehidupan seseorang sangat besar,dengan ilmu pengetahuan derajat manusia akan berbeda antara yang satu dengan yang lainnya.

Ilmu pengetahuan adalah sesuatu yang utama,mulia dan penting.oleh karena itu semua harus menyadari tentang hal ini,setiap pendidikpada lembaga pendidikan manapun harus mampu menyadari akan keutamaan dan pentingnya ilmu,menyalurkannya kepada peserta didik,sehingga manfaat dan fungsi ilmu pengetahuan dirasakan secara menyeluruh,bukan sekedar formalitas belaka.

 

Sumber : https://www.kompasiana.com/winarnitri/552dfeed6ea834ff138b461d/pentingnya-menuntut-ilmu

Beberapa Adab Terhadap Orang Tua

Beberapa Adab Terhadap Orang Tua

Berikut ini beberapa adab yang baik dan akhlak yang mulia kepada orang tua:

1. Tidak memandang orang tua dengan pandangan yang tajam atau tidak menyenangkan

2. Tidak meninggikan suara ketika berbicara dengan orang tua

Dalil kedua ada di atas adalah hadits Al Musawwir bin Makhramah radhiallahu’anhu mengenai bagaimana adab para Sahabat Nabi terhadap Nabi Shallallahu’alaihi Wasallam, disebutkan di dalamnya:

وإذا تكَلَّمَ خَفَضُوا أصواتَهم عندَه ، وما يُحِدُّون إليه النظرَ؛ تعظيمًا له

jika para sahabat berbicara dengan Rasulullah, mereka merendahkan suara mereka dan mereka tidak memandang tajam sebagai bentuk pengagungan terhadap Rasulullah” (HR. Al Bukhari 2731).

Syaikh Musthafa Al ‘Adawi mengatakan: “setiap adab di atas terdapat dalil yang menunjukkan bahwa adab-adab tersebut merupakan sikap penghormatan”.

Maka dari hadits ini merendahkan suara dan tidak memandang dengan tajam merupakan akhlak yang mulia dan sikap penghormatan yang tentu sangat layak untuk kita terapkan kepada orang tua. Karena merekalah orang yang paling layak mendapatkan perlakuan yang paling baik dari kita. Sebagaimana telah dijelaskan pada materi sebelumnya.

3. Tidak mendahului mereka dalam berkata-kata

Diantara adab yang mulia kepada orang tua adalah tidak mendahului mereka dalam berkata-kata dan mempersilakan serta membiarkan mereka berkata-kata terlebih dahulu hingga selesai. Lihatlah bagaimana Abdullah bin Umar radhiallahu’anhu menerapkan adab ini. Beliau berkata:

كنَّا عندَ النَّبيِّ صلَّى اللهُ عليْهِ وسلَّمَ فأتيَ بِجُمَّارٍ، فقالَ: إنَّ منَ الشَّجرةِ شجَرةً، مثلُها كمَثلِ المسلِمِ ، فأردتُ أن أقولَ: هيَ النَّخلةُ، فإذا أنا أصغرُ القومِ، فسَكتُّ، فقالَ النَّبيُّ صلَّى اللهُ عليْهِ وسلَّمَ: هيَ النَّخلةُ

kami pernah bersama Nabi Shallallahu’alaihi Wasallam di Jummar, kemudian Nabi bersabda: ‘Ada sebuah pohon yang ia merupakan permisalan seorang Muslim’. Ibnu Umar berkata: ‘sebetulnya aku ingin menjawab: pohon kurma. Namun karena ia yang paling muda di sini maka aku diam’. Lalu Nabi Shallallahu’alaihi Wasallam pun memberi tahu jawabannya (kepada orang-orang): ‘ia adalah pohon kurma’” (HR. Al Bukhari 82, Muslim 2811).

Ibnu Umar radhiallahu’anhuma melakukan demikian karena adanya para sahabat lain yang lebih tua usianya walau bukan orang tuanya. Maka tentu adab ini lebih layak lagi diterapkan kepada orang tua.

4. Tidak duduk di depan orang tua sedangkan mereka berdiri

Dalilnya hadits Jabir bin Abdillah radhiallahu’anhu:

اشتكى رسولُ اللهِ صلى الله عليه وسلم فصلينا وراءَه وهو قاعدٌ, وأبو بكرٍ يُسْمِعُ الناسَ تكبيرَه, فالتفتَ إلينا فرآنا قيامًا فأشار إلينا فقعدنا, فصلينا بصلاتِه قعودًا. فلما سلَّمَ قال: إن كدتُم آنفًا لتفعلون فعلَ فارسَ والرومِ, يقومون على ملوكِهم وهم قعودٌ. فلا تفعلوا. ائتموا بأئمَّتِكم. إن صلى قائمًا فصلوا قيامًا وإن صلى قاعدًا فصلوا قعودًا

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam mengaduh (karena sakit), ketika itu kami shalat bermakmum di belakang beliau, sedangkan beliau dalam keadaan duduk, dan Abu Bakar memperdengarkan takbirnya kepada orang-orang. Lalu beliau menoleh kepada kami, maka beliau melihat kami shalat dalam keadaan berdiri. Lalu beliau memberi isyarat kepada kami untuk duduk, lalu kami shalat dengan mengikuti shalatnya dalam keadaan duduk. Ketika beliau mengucapkan salam, maka beliau bersabda, ‘kalian baru saja hampir melakukan perbuatan kaum Persia dan Romawi, mereka berdiri di hadapan raja mereka, sedangkan mereka dalam keadaan duduk, maka janganlah kalian melakukannya. Berimamlah dengan imam kalian. Jika dia shalat dalam keadaan berdiri, maka shalatlah kalian dalam keadaan berdiri, dan jika dia shalat dalam keadaan duduk, maka kalian shalatlah dalam keadaan duduk” (HR. Muslim, no. 413).

Para ulama mengatakan dilarangnya hal tersebut karena merupakan kebiasaan orang kafir Persia dan Romawi. Maka hendaknya kita menyelisihi mereka.

5. Lebih mengutamakan orang tua daripada diri sendiri atau iitsaar dalam perkara duniawi

Hendaknya kita tidak mengutamakan diri kita sendiri dari orang tua dalam perkara duniawi seperti makan, minum, dan perkara lainnya. Sebagaimana hadits dalam Shahihain mengenai kisah yang diceritakan oleh Rasulullah Shallallahu’alaihi Wasallam mengenai tiga orang yang terjebak di dalam gua yang tertutup batu besar, kemudian mereka bertawassul kepada Allah dengan amalan-amalan mereka, salah satunya berkata:

اللهمّ ! إنه كان لي والدان شيخان كبيران . وامرأتي . ولي صبيةٌ صغارٌ أرعى عليهم . فإذا أرحتُ عليهم ، حلبتُ فبدأتُ بوالدي فسقيتُهما قبل بنيّ . وأنه نأى بي ذاتَ يومٍ الشجرُ . فلم آتِ حتى أمسيتُ فوجدتُهما قد ناما . فحلبتُ كما كنت أحلبُ . فجئتُ بالحلابِ . فقمت عند رؤوسِهما . أكرهُ أن أوقظَهما من نومِهما . وأكرهُ أن أسقيَ الصبيةَ قبلهما . والصبيةُ يتضاغون عند قدمي . فلم يزلْ ذلك دأبي ودأبُهم حتى طلع الفجرُ . فإن كنت تعلم أني فعلتُ ذلك ابتغاءَ وجهِك ، فافرجْ لنا منه فرجةً ، نرى منها السماءَ . ففرج اللهُ منه فرجةً . فرأوا منها السماءَ

Ya Allah sesungguhnya saya memiliki orang tua yang sudah tua renta, dan saya juga memiliki istri dan anak perempuan yang aku beri mereka makan dari mengembala ternak. Ketika selesai menggembala, aku perahkan susu untuk mereka. Aku selalu dahulukan orang tuaku sebelum keluargaku. Lalu suatu hari ketika panen aku harus pergi jauh, dan aku tidak pulang kecuali sudah sangat sore, dan aku dapati orang tuaku sudah tidur. Lalu aku perahkan untuk mereka susu sebagaimana biasanya, lalu aku bawakan bejana berisi susu itu kepada mereka. Aku berdiri di sisi mereka, tapi aku enggan untuk membangunkan mereka. Dan aku pun enggan memberi susu pada anak perempuanku sebelum orang tuaku. Padahal anakku sudah meronta-ronta di kakiku karena kelaparan. Dan demikianlah terus keadaannya hingga terbit fajar. Ya Allah jika Engkau tahu aku melakukan hal itu demi mengharap wajahMu, maka bukalah celah bagi kami yang kami bisa melihat langit dari situ. Maka Allah pun membukakan sedikit celah yang membuat mereka bisa melihat langit darinya“.

Semoga yang sedikit ini bermanfaat. Wabillahi at taufiiq was sadaad.

ReferensiFiqhul Ta’amul ma’al Walidain, Asy Syaikh Al Muhaddist Musthofa Al ‘Adawi hafizhahullah

Jogja, 25 Rabi’uts Tsani 1437

***

Penulis: Yulian Purnama

Artikel Muslim.or.id

Simak selengkapnya disini. Klik https://muslim.or.id/27537-beberapa-adab-terhadap-orang-tua.html

Pendidikan Untuk Masa Depan

Pendidikan Untuk Masa Depan

Pendidikan merupakan salah satu upaya kita untuk menanggulangi kebodohan dan kemiskinan yang terjadi di Negara kita yaitu Indonesia. Yang mana kita ketahui bersama, bawasannya dengan seseorang mengenyam bangku sekolah maka, orang tersebut telah mengetahui berbagai hal yang ada di dunia ini.
Sebenarnya pendidikan itu dapat kita perolah dimana saja dan kapan saja. Oleh karenaitu, kita sebagai manusia hendaknya mau menyadari hal tersebut. Pendidikan sangat berdampak besar bagi pengaruh perkembangan masa depan. Tidak hanya untuk diri sendiri, bahkan dapat pula berpengaruh bagi bangsa dan Negara Repubik Indonesia.Pendidikan itu ada bersifat formal , non formal dan informal. adapun contohnya bersifat formal yaitu : SD, SMP, SMA, Perguruan Tinggi . dan pendidikan non formal Yaitu dengan cara mengikuti kursus atau bimbingan belajar dan lain sebaginya.
Bagaimanapun cara kita menempuh pendidikan tersebut, asal kita mau serius dalam menjalaninya maka, sangat berdampak besar bagi masa depan diri sendiri maupun orang lain. Sehingga dengan pendidikan orang akan mampu untuk menata masa depanya dengan bijaksana, dan dapat berfikir lebih kritis dalam memecahkan suatu masalah yang terjadi didalam kehidupannya. dengan kita mengerti tentang pendidikan, maka kita akan mampu untuk membantu pemerintah untuk menciptakan suatu lapangan pekerjaan sehingga tidak banyak pengangguran yang ada di Indonesia. begitu banyak hal penting yang didapat dari kita mengetahui makna pentingnya pendidikan tersebut. Oleh karena itu, hendaknya kita mulai menyadari betapa pentingnya pendidikan tersebut bagi kelangsungan masa depan kita. dan kita sebagai manusia terpelajar hendaknya mau memahami betul hal tersebut. adapun pengertian , fungsi,dan macam – macam pendidikan itu sendiri.
Sumber : https://dispendik.mojokertokab.go.id/artikel-pentingnya-pendidikan-bagi-masa-depan/
Tips membantu anak untuk belajar melalui metode pembelajaran jarak jauh Untuk Orang Tua

Tips membantu anak untuk belajar melalui metode pembelajaran jarak jauh Untuk Orang Tua

1. Ciptakan ruang belajar yang nyaman untuk anak

Layaknya orang dewasa yang bekerja dari rumah, anak-anak pun membutuhkan tempat yang nyaman dan tenang agar ia bisa belajar dengan optimal. Jika selama ini Anda belum terlalu memerhatikan ruangan belajar Si Kecil, maka dari sekarang ruangan tersebut patut untuk mulai disiapkan.Ruang belajar akan digunakan berjam-jam hampir setiap hari untuk belajar jarak jauh. Jika memungkinkan, pilihlah space yang berbeda dengan ruang lain yang rentan membuat anak terganggu. Jangan lupa untuk turut memerhatikan aspek pencahayaan yang masuk ke kamar belajar anak.

2. Perhatikan aspek fisik anak saat belajar

Salah satu metode yang penting diajarkan pada anak yang akan lebih sering menatap laptop adalah metode 20-20-20. Dalam metode ini, orangtua membuat alarm tiap 20 menit dan ajak anak untuk melihat benda sejauh 20 kaki atau sekitar 6 meter selama 20 detik.Karena mustahil untuk mengukur benda sejauh 6 meter, Anda bisa mengajak anak untuk melepaskan pandangannya kei jendela atau depan rumah. Metode 20-20-20 akan membantu mata menjadi kembali rileks serta menghindarkan Anda dan Si Kecil dari gangguan mata lelah dan mata kering.Tak lupa, perhatikan posisi duduk anak serta ajak ia sesekali untuk bergerak untuk mencegah gaya hidup sedentari.

3. Identifikasi yang dibutuhkan anak untuk belajar

Tak dipungkiri, metode pembelajaran dari rumah akibat pandemi corona juga akan membuat Si Kecil membutuhkan penyesuaian. Selalu tanyakan pada anak hal-hal yang ia butuhkan agar pengalaman belajarnya tetap maksimal, termasuk penggunaan alat digital.Anda mungkin juga bisa memerhatikan materi belajar Si Kecil agar pengalaman belajarnya tak sepenuhnya berubah. Misalnya, apabila gurunya di sekolah memberikan materi dalam format digital, Anda bisa mencetaknya agar ia tetap seolah-olah membaca buku – plus mengurangi penggunaan laptop yang berlebihan.

4. Atur waktu Si Kecil layaknya hari-hari normal

Metode pembelajaran dari rumah mungkin akan berisiko membuat jadwal anak-anak sedikit berubah, seperti waktu bangun lebih mundur dari biasanya. Mengingat metode jarak jauh akan diterapkan permanen, orangtua bisa mengajak anak untuk kembali menjalani jadwal yang sama seperti hari-hari sebelum pandemi Covid-19.Jadwal pokok tersebut termasuk jam tidur, jam makan, jam mandi, hingga jam bangun Si Kecil. Membiarkan jam aktivitasnya berantakan akan membuat proses belajarnya menjadi terganggu. Misalnya, saat ia terlambat tidur, ia juga akan berisiko terlambat bangun, yang kemudian berefek pada jam ‘sekolah dari rumah’-nya.

5. Persiapkan diri untuk pertanyaan ajaib anak

Pandemi Covid-19 mungkin akan membuat Anda berinteraksi penuh dengan Si Kecil di rumah. Bukan tak mungkin juga, ia akan menanyakan hal-hal terkait pelajaran dari sekolah yang belum dipahami.Anda bisa mempersiapkan diri untuk mengantisipasi pertanyaan dari Si Kecil terkait hal yang ia pelajari. Jika perlu, tanyakan pada gurunya terkait sumber-sumber yang bisa Anda gunakan untuk membantunya belajar. Anda juga bisa membuat grup chat dengan sesama orangtua murid untuk saling memberi dukungan.

6. Sesekali awasi penggunaan alat belajarnya

Metode pembelajaran dari rumah akan membuat Si Kecil menggunakan laptop, komputer, atau handphone lebih lama dari biasanya. Sesekali, Anda bisa mengecek aktivitas Si Kecil di sela-sela waktu belajarnya.Anda juga disarankan untuk menyampaikan pada anak terkait efek negatif penggunaan internet dan gadget jika berlebihan, termasuk dari segi kesehatan medis dan kesehatan mental.

7. Jangan lupa bergembira bersama anak!

Bekerja dan belajar dari rumah mungkin akan membuat Anda dan Si Kecil mengalami stres yang lain dari biasanya. Selalu ciptakan ruang obrolan dengan anak jika ia merasa tertekan dengan metode belajar jarak jauh, sehingga Anda bisa mendiskusikan solusinya dengan pihak sekolah.Tak lupa, selipkan waktu bergembira dengan Si Kecil yang disesuaikan dengan jadwal istirahat dari sekolah. Misalnya, Anda bisa mengajak anak untuk memasak dan menyiapkan makan siang bersama atau mengajaknya menonton film anak setelah seharian penuh belajar.

 

Sumber : https://www.sehatq.com/artikel/metode-pembelajaran-jarak-jauh-diterapkan-permanen-apa-tips-untuk-orangtua

Menciptakan Pembelajaran yang Menyenangkan

Menciptakan Pembelajaran yang Menyenangkan

  1. Pembelajaran Menyenangkan

Secara bahasa pembelajaran merupakan terjemahan dari kata instruction (Inggris). Kata pembelajaran itu sendiri memiliki variasi pemaknaan. Meskipun demikian dari variasi pemaknaan kata pembelajaran kebanyakan menunjuk pada upaya untuk membelajarkan siswa. Saylor, et al (1981:257), menyatakan “Pembelajaran itu adanya dua hal yaitu adanya aktivitas individu siswa dan adanya lingkungan yang dikondisikan secara khusus untuk mengarahkan aktivitas siswa. Dimana tujuan dari aktivitas ini yaitu agar terjadi belajar pada siswa. Lebih jelas lagi Gagne, et al. menyatakan bahwa pembelajaran adalah serangkaian aktivitas untuk membantu mempermudah seseorang belajar, sehingga terjadi belajar secara optimal. Dalam proses pembelajaran merujuk pada segala peristiwa (events) yang bisa memberikan pengaruh langsung terjadinya belajar pada manusia.

Dengan demikian, dalam konteks pembelajaran di sekolah guru adalah salah satunya, bukan satu-satunya.

Selain daripada itu, Rmizowski (1981:4) menjelaskan bahwa pembelajaran itu memiliki dua cirri yaitu aktivitas yang berorientasi pada tujuan yang pesifik serta adanya sumber dan aktivitas belajar yang telah direncanakan sebelumnnya. Tujuan, sumber, dan aktivitas belajar yang ditetapkan sebelum proses belajar mengajar terjadi inilah yang terpenting. Apakah tujuan itu ditetapkan oleh guru atau pihak luar lainnya, apakah kegiatan itu menggunakan variasi yang unik atau hanya satu metode dan apakah metode itu diputuskan oleh guru atau siswa itu masalah lain.

Pembelajaran yang menyenangkan adalah pembelajaran yang dapat dinikmati siswa dengan nyaman dan mengasyikan. Perasaan mengasyikan mengandung unsur inner motivation, yaitu dorongan keingintahuan yang disertai upaya mencari tahu sesuatu.

Menurut Suprijono (2009) pembelajaran menyenangkan adalah pembelajaran dengan Socio emotional climate positif. Peserta didik merasa bahwa proses belajar yang dialaminya bukan sebuah derita yang mendera dirinya, melainkan berkah yang harus disukurinya. Belajar bukanlah tekanan jiwa pada dirinya, namun merupakan panggilan jiwa yang harus ditunaikannya.

Pembelajaran menyenangkan bukan berarti selalu diselingi dengan lelucon, banyak bernyanyi atau tepuka tangan yang meriah, tetapi pembelajaran yang menyenangkan itu dapat dikatakan apabila di dalamnya terdapat suasana yang rileks, bebas dari tekanan, aman dan menarik, bangkitnya minat belajar, adanya keterlibatan penuh, perhatian peserta didik tercurah, lingkungan belajar yang menarik, bersemangat, perasaan gembira, konsentrasi tinggi. Sementara sebaliknya pembelajaran menjadi tidak menyenangkan apabila suasana tertekan, perasaan terancam, perasaan menakutkan, merasa tidak berdaya, tidak bersemangat, malas/tidak berminat, jenuh/bosan, suasana pembelajaran monoton, pembelajaran tidak menarik siswa. (Dra. Indrawati, M.Pd dan Drs. Wawan Setiawan, 2009, hlm. 24)

  1. Menciptakan Pembelajaran yang Menyenangkan

Untuk menciptakan pembelajaran yang menyenangkan, guru dapat melakukn beberapa hal di bawah ini :

  1. Menyapa siswa dengan ramah dan bersemangat

Menciptakan awal yang berkesan sangat penting karena akan mempengaruhi proses selanjutnya. Jika awalnya baik, menarik, dan memikat, maka proses pembelajaran akan lebih hidup dan menggairahkan.

Dengan hal tersebut, di setiap awal pertemuan pembelajaran guru harus memberikan sapaan yang membuat siswa bersemangat misalnya “Selamat pagi anak-anak, apa kabar hari ini? Sudah pada sarapan semuanya? Haayoo, yang lemas jawabnya berarti belum sarapan ya ?” dengan pertanyaan seperti itu atau pertanyaan yang lain sebagainya berlaku positif dapat membangkitkan semangat siswa untuk dapat memulai pelajarannya di hari itu. Dan dengan perilaku guru yang ramah, siswa merasa lebih dekat dengan gurunya dan dapat membuat siswa lebih aktif.

  1. Menciptakan Suasana Rileks

Menciptakan suasana rileks dengan menciptakan lingkungan yang nyaman. Hal ini dapat dilakukan seperi menata ruang kelas dibentuk se cocok mungkin, mengatur ventilasi dan tata cahaya. Selain itu hal yang berkenaan siswa jika ada kesalahan ketika menjawab sebuah pertanyaan dari guru jangan di tegur atau di marahi tapi guru hanya dapat menjawab “tidak apa-apa, namanya juga belajar.” Dengan demikian siswa tidak akan takut untuk mencoba menjawabnya lagi dilain waktu.

  1. Memotivasi Siswa

Pembelajaran tidak akan bermakna jika para siswa tidak termotivasi untuk belajar. Maka dari itu perlunya dorongan untuk membangkitkan siswa. Guru wajib berupaya sekeras mungkin untuk meningkatkan motivasi belajar siswa. Secara khusus guru perlu melakukan berbagai upaya secara nyata untuk meningkatkan motivasi belajar siswanya, misalnya berupa stimulus model pembelajaran yang menarik memungkinkan respon yang baik dari siswa. Respon yang baik tersebut akan membuat siswa menjadi terdorong untuk mengikuti proses pembelajaran dengan penuh perhatian dan antusias tanpa mengikuti pembelajaran dengan terpaksa atau asal-asalan.

  1. Menggunakan Ice Breaking

Tujuan ice breaking adalah pencair suasana agar dalam kondisi yang optimal. Semua guru tentunya pernah mengalami situasi belajar yang beku dan membosankan. Dengan adanya ice breaking dapat dilakukan pada awal jam masuk atau saat jam terakhir ketika siswa sudah merasakan kejenuhan.

Ice breaking dapat mengembalikan konsentrasi siswa yang sudah tidak fokus. Ice breaking dapat dilakukan kurang lebih 15 menit. Ice breaking bisa berupa yel-yel, menyanyi, gerak dan gerak lagu, gerak anggota badan dan games.

  1. Menggunakan Metode yang Bervariatif

Metode adalah cara atau teknik untuk mencapai tujuan khusus tertentu. Karena dalam pembelajaran itu biasanya terdapat lebih dari satu metode yang digunakan. Meskipun pada dasarnya satu metode bisa digunakan untuk mencapai lebih dari satu tujuan, akan tetapi untuk pertimbangan variasi dan motivasi belajar siswa sebaiknya pembelajaran menggunakan metode yang bervariasi.

Dengan metode yang bervariatif guru tidak hanya terpaku menggunakan satu metode saja tetapi dapat melakukan beberapa metode seperti metode ceramah, selain itu metode Tanya jawab, metode diskusi, metode latihan, metode demonstrasi dan eksperimen, metode karyawisata, metode kerja kelompok. Dari satu metode guru dapat melakukan dengan hal yang berbeda dan hrus lebih kreatif lagi.

  1. Pemilihan Media Pembelajaran

Menentukan jenis media pembelajaran harus diperhatikan dengan benar, yang akan guru buat itu apakah semacam alat bantu guru dalam mengajar (presentasi) ke siswa atau kita arahkan untuk bisa dibawa pulang siswa untuk belajar mandiri di rumah atau sekolah.­­­

 

Sumber : http://linanurley.blogspot.com/2015/06/artikel-menciptakan-pembelajaran-yang.html

Definisi/Konsep Model Pembelajaran Berbasis Masalah

Definisi/Konsep Model Pembelajaran Berbasis Masalah

Definisi/Konsep Model Pembelajaran Berbasis Masalah (Problem Based Learning)

Model pembelajaran berbasis masalah merupakan sebuah model pembelajaran yang menyajikan masalah kontekstual sehingga merangsang peserta didik untuk belajar. Dalam kelas yang menerapkan pembelajaran berbasis masalah, peserta didik bekerja dalam tim untuk memecahkan masalah dunia nyata (real world).

KELEBIHAN PROBLEM BASED LEARNING (MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH)

  • Dengan PBL akan terjadi pembelajaran  bermakna. Peserta didik/mahapeserta didik yang belajar memecahkan suatu masalah maka mereka akan menerapkan pengetahuan yang dimilikinya atau berusaha mengetahui pengetahuan yang diperlukan. Belajar dapat semakin bermakna dan dapat diperluas ketika peserta didik/mahapeserta didik berhadapan dengan situasi di mana konsep diterapkan
  • Dalam situasi PBL, peserta     didik/mahapeserta didik mengintegrasikan pengetahuan dan ketrampilan secara simultan dan mengaplikasikannya dalam konteks yang relevan
  • PBL dapat meningkatkan kemampuan berpikir kritis, menumbuhkan inisiatif peserta didik/mahapeserta didik dalam bekerja, motivasi internal untuk belajar, dan dapat mengembangkan hubungan interpersonal dalam bekerja kelompok.

Langkah-langkah Operasional  dalam  Proses Pembelajaran

Konsep Dasar (Basic Concept)

Guru atau fasilitator  memberikan konsep dasar, petunjuk, referensi, atau link dan skill yang diperlukan dalam pembelajaran tersebut. Hal ini dimaksudkan agar peserta didik lebih cepat masuk dalam atmosfer pembelajaran dan mendapatkan ‘peta’ yang akurat tentang arah dan tujuan pembelajaran

Langkah-langkah Operasional  dalam  Proses Pembelajaran

a. Pendefinisian Masalah (Defining the Problem)
Dalam langkah ini fasilitator menyampaikan skenario atau permasalahan dan peserta didik melakukan berbagai kegiatan brainstorming dan semua anggota kelompok mengungkapkan pendapat, ide, dan tanggapan terhadap skenario secara bebas, sehingga dimungkinkan muncul berbagai macam alternatif pendapat

b. Pembelajaran Mandiri (Self Learning)
Peserta didik mencari berbagai sumber yang dapat memperjelas isu yang sedang diinvestigasi. Sumber yang dimaksud dapat dalam bentuk artikel tertulis yang tersimpan di perpustakaan, halaman web, atau bahkan pakar dalam bidang yang relevan.

c. Tahap investigasi (investigation)
Tahap investigasi memiliki dua tujuan utama, yaitu: (1) agar peserta didik mencari informasi dan mengembangkan pemahaman yang relevan dengan permasalahan yang telah didiskusikan di kelas, dan (2) informasi dikumpulkan dengan satu tujuan yaitu dipresentasikan di kelas dan informasi tersebut haruslah relevan dan dapat dipahami.

d. Pertukaran Pengetahuan (Exchange knowledge)
Setelah mendapatkan sumber untuk keperluan pendalaman materi dalam langkah pembelajaran mandiri, selanjutnya pada pertemuan berikutnya peserta didik berdiskusi dalam kelompoknya untuk mengklarifikasi capaiannya dan merumuskan solusi dari permasalahan kelompok. Pertukaran pengetahuan ini dapat dilakukan dengan cara peserrta didik berkumpul sesuai kelompok dan fasilitatornya.


5. Penilaian (Assessment)

Penilaian dilakukan dengan memadukan tiga aspek pengetahuan (knowledge), kecakapan (skill), dan sikap (attitude). Penilaian terhadap penguasaan pengetahuan yang mencakup seluruh kegiatan pembelajaran yang dilakukan dengan ujian akhir semester (UAS), ujian tengah semester (UTS), kuis, PR, dokumen, dan laporan.Penilaian terhadap kecakapan dapat diukur dari penguasaan alat bantu pembelajaran, baik software, hardware, maupun kemampuan perancangan dan pengujian.

Contoh Penerapan Model Pembelajaran Berbasis Masalah (Problem-Based Learning)

Sebelum memulai proses belajar-mengajar di dalam kelas, peserta didik terlebih dahulu diminta untuk mengobservasi suatu fenomena terlebih dahulu. Kemudian peserta didik diminta mencatat masalah-masalah yang muncul.
Setelah itu tugas guru adalah meransang peserta didik untuk berpikir kritis dalam memecahkan masalah yang ada. Tugas guru adalah mengarahkan peserta didik untuk bertanya, membuktikan asumsi, dan mendengarkan pendapat yang berbeda dari mereka.

Contoh Penerapan
Memanfaatkan lingkungan peserta didik untuk memperoleh pengalaman belajar. Guru memberikan penugasan yang dapat dilakukan di berbagai konteks lingkungan peserta didik, antara lain di sekolah, keluarga dan masyarakat.

Penugasan yang diberikan oleh guru memberikan kesempatan bagi peserta didik untuk belajar diluar kelas. Peserta didik diharapkan dapat memperoleh pengalaman langsung tentang apa yang sedang dipelajari. Pengalaman belajar merupakan aktivitas belajar yang harus dilakukan peserta didik dalam rangka mencapai penguasaan standar kompetensi, kemampuan dasar dan materi pembelajaran.

SISTEM PENILAIAN MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED LEARNING

Penilaian dilakukan dengan memadukan tiga aspek pengetahuan (knowledge), kecakapan (skill), dan sikap (attitude). Penilaian terhadap penguasaan pengetahuan yang mencakup seluruh kegiatan pembelajaran yang dilakukan dengan ujian akhir semester (UAS), ujian tengah semester (UTS), kuis, PR, dokumen, dan laporan.

Penilaian terhadap kecakapan dapat diukur dari penguasaan alat bantu pembelajaran, baik softwarehardware, maupun kemampuan perancangan dan pengujian. Sedangkan penilaian terhadap sikap dititikberatkan pada penguasaan soft skill, yaitu keaktifan dan partisipasi dalam diskusi, kemampuan bekerjasama dalam tim, dan kehadiran dalam pembelajaran. Bobot penilaian untuk ketiga aspek tersebut ditentukan oleh guru mata pelajaran yang bersangkutan.

SISTEM PENILAIAN

Penilaian pembelajaran dengan PBL dilakukan dengan authentic assesment. Penilaian dapat dilakukan dengan portfolio yang merupakan kumpulan yang sistematis pekerjaan-pekerjaan peserta didik yang dianalisis untuk melihat kemajuan belajar dalam kurun waktu tertentu dalam kerangka pencapaian tujuan pembelajaran. Penilaian dalam pendekatan PBL dilakukan dengan cara evaluasi diri (self-assessment) dan peer-assessment.

Self-assessment. Penilaian yang dilakukan oleh pebelajar itu sendiri terhadap usaha-usahanya dan hasil pekerjaannya dengan merujuk pada tujuan yang ingin dicapai (standard) oleh pebelajar itu sendiri dalam belajar.

Peer-assessment. Penilaian di mana pebelajar berdiskusi untuk memberikan penilaian terhadap upaya dan hasil penyelesaian tugas-tugas yang telah dilakukannya sendiri maupun oleh teman dalam kelompoknya.

sumber : http://penelitiantindakankelas.blogspot.com/2014/06/model-pembelajaran-berbasis-masalah.html