SIT CORDOVA

Menciptakan Pembelajaran yang Menyenangkan

Menciptakan Pembelajaran yang Menyenangkan

  1. Pembelajaran Menyenangkan

Secara bahasa pembelajaran merupakan terjemahan dari kata instruction (Inggris). Kata pembelajaran itu sendiri memiliki variasi pemaknaan. Meskipun demikian dari variasi pemaknaan kata pembelajaran kebanyakan menunjuk pada upaya untuk membelajarkan siswa. Saylor, et al (1981:257), menyatakan “Pembelajaran itu adanya dua hal yaitu adanya aktivitas individu siswa dan adanya lingkungan yang dikondisikan secara khusus untuk mengarahkan aktivitas siswa. Dimana tujuan dari aktivitas ini yaitu agar terjadi belajar pada siswa. Lebih jelas lagi Gagne, et al. menyatakan bahwa pembelajaran adalah serangkaian aktivitas untuk membantu mempermudah seseorang belajar, sehingga terjadi belajar secara optimal. Dalam proses pembelajaran merujuk pada segala peristiwa (events) yang bisa memberikan pengaruh langsung terjadinya belajar pada manusia.

Dengan demikian, dalam konteks pembelajaran di sekolah guru adalah salah satunya, bukan satu-satunya.

Selain daripada itu, Rmizowski (1981:4) menjelaskan bahwa pembelajaran itu memiliki dua cirri yaitu aktivitas yang berorientasi pada tujuan yang pesifik serta adanya sumber dan aktivitas belajar yang telah direncanakan sebelumnnya. Tujuan, sumber, dan aktivitas belajar yang ditetapkan sebelum proses belajar mengajar terjadi inilah yang terpenting. Apakah tujuan itu ditetapkan oleh guru atau pihak luar lainnya, apakah kegiatan itu menggunakan variasi yang unik atau hanya satu metode dan apakah metode itu diputuskan oleh guru atau siswa itu masalah lain.

Pembelajaran yang menyenangkan adalah pembelajaran yang dapat dinikmati siswa dengan nyaman dan mengasyikan. Perasaan mengasyikan mengandung unsur inner motivation, yaitu dorongan keingintahuan yang disertai upaya mencari tahu sesuatu.

Menurut Suprijono (2009) pembelajaran menyenangkan adalah pembelajaran dengan Socio emotional climate positif. Peserta didik merasa bahwa proses belajar yang dialaminya bukan sebuah derita yang mendera dirinya, melainkan berkah yang harus disukurinya. Belajar bukanlah tekanan jiwa pada dirinya, namun merupakan panggilan jiwa yang harus ditunaikannya.

Pembelajaran menyenangkan bukan berarti selalu diselingi dengan lelucon, banyak bernyanyi atau tepuka tangan yang meriah, tetapi pembelajaran yang menyenangkan itu dapat dikatakan apabila di dalamnya terdapat suasana yang rileks, bebas dari tekanan, aman dan menarik, bangkitnya minat belajar, adanya keterlibatan penuh, perhatian peserta didik tercurah, lingkungan belajar yang menarik, bersemangat, perasaan gembira, konsentrasi tinggi. Sementara sebaliknya pembelajaran menjadi tidak menyenangkan apabila suasana tertekan, perasaan terancam, perasaan menakutkan, merasa tidak berdaya, tidak bersemangat, malas/tidak berminat, jenuh/bosan, suasana pembelajaran monoton, pembelajaran tidak menarik siswa. (Dra. Indrawati, M.Pd dan Drs. Wawan Setiawan, 2009, hlm. 24)

  1. Menciptakan Pembelajaran yang Menyenangkan

Untuk menciptakan pembelajaran yang menyenangkan, guru dapat melakukn beberapa hal di bawah ini :

  1. Menyapa siswa dengan ramah dan bersemangat

Menciptakan awal yang berkesan sangat penting karena akan mempengaruhi proses selanjutnya. Jika awalnya baik, menarik, dan memikat, maka proses pembelajaran akan lebih hidup dan menggairahkan.

Dengan hal tersebut, di setiap awal pertemuan pembelajaran guru harus memberikan sapaan yang membuat siswa bersemangat misalnya “Selamat pagi anak-anak, apa kabar hari ini? Sudah pada sarapan semuanya? Haayoo, yang lemas jawabnya berarti belum sarapan ya ?” dengan pertanyaan seperti itu atau pertanyaan yang lain sebagainya berlaku positif dapat membangkitkan semangat siswa untuk dapat memulai pelajarannya di hari itu. Dan dengan perilaku guru yang ramah, siswa merasa lebih dekat dengan gurunya dan dapat membuat siswa lebih aktif.

  1. Menciptakan Suasana Rileks

Menciptakan suasana rileks dengan menciptakan lingkungan yang nyaman. Hal ini dapat dilakukan seperi menata ruang kelas dibentuk se cocok mungkin, mengatur ventilasi dan tata cahaya. Selain itu hal yang berkenaan siswa jika ada kesalahan ketika menjawab sebuah pertanyaan dari guru jangan di tegur atau di marahi tapi guru hanya dapat menjawab “tidak apa-apa, namanya juga belajar.” Dengan demikian siswa tidak akan takut untuk mencoba menjawabnya lagi dilain waktu.

  1. Memotivasi Siswa

Pembelajaran tidak akan bermakna jika para siswa tidak termotivasi untuk belajar. Maka dari itu perlunya dorongan untuk membangkitkan siswa. Guru wajib berupaya sekeras mungkin untuk meningkatkan motivasi belajar siswa. Secara khusus guru perlu melakukan berbagai upaya secara nyata untuk meningkatkan motivasi belajar siswanya, misalnya berupa stimulus model pembelajaran yang menarik memungkinkan respon yang baik dari siswa. Respon yang baik tersebut akan membuat siswa menjadi terdorong untuk mengikuti proses pembelajaran dengan penuh perhatian dan antusias tanpa mengikuti pembelajaran dengan terpaksa atau asal-asalan.

  1. Menggunakan Ice Breaking

Tujuan ice breaking adalah pencair suasana agar dalam kondisi yang optimal. Semua guru tentunya pernah mengalami situasi belajar yang beku dan membosankan. Dengan adanya ice breaking dapat dilakukan pada awal jam masuk atau saat jam terakhir ketika siswa sudah merasakan kejenuhan.

Ice breaking dapat mengembalikan konsentrasi siswa yang sudah tidak fokus. Ice breaking dapat dilakukan kurang lebih 15 menit. Ice breaking bisa berupa yel-yel, menyanyi, gerak dan gerak lagu, gerak anggota badan dan games.

  1. Menggunakan Metode yang Bervariatif

Metode adalah cara atau teknik untuk mencapai tujuan khusus tertentu. Karena dalam pembelajaran itu biasanya terdapat lebih dari satu metode yang digunakan. Meskipun pada dasarnya satu metode bisa digunakan untuk mencapai lebih dari satu tujuan, akan tetapi untuk pertimbangan variasi dan motivasi belajar siswa sebaiknya pembelajaran menggunakan metode yang bervariasi.

Dengan metode yang bervariatif guru tidak hanya terpaku menggunakan satu metode saja tetapi dapat melakukan beberapa metode seperti metode ceramah, selain itu metode Tanya jawab, metode diskusi, metode latihan, metode demonstrasi dan eksperimen, metode karyawisata, metode kerja kelompok. Dari satu metode guru dapat melakukan dengan hal yang berbeda dan hrus lebih kreatif lagi.

  1. Pemilihan Media Pembelajaran

Menentukan jenis media pembelajaran harus diperhatikan dengan benar, yang akan guru buat itu apakah semacam alat bantu guru dalam mengajar (presentasi) ke siswa atau kita arahkan untuk bisa dibawa pulang siswa untuk belajar mandiri di rumah atau sekolah.­­­

 

Sumber : http://linanurley.blogspot.com/2015/06/artikel-menciptakan-pembelajaran-yang.html

Leave a Reply

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.