Oleh : Abas, M.Pd,.M.Pd
Pembina yayasan Harum (harapan umat)
Menjelang tahun pelajaran baru 2020/2021 ,
ada banyak ketidakpastian apakah anak anak harus
kembali belajar di sekolah atau masih dari rumah
saja . Mengingat angka infeksi covid 19 belum juga
menunjukan penurunan saat ini. Rumah adalah
tempat paling aman dan ampuh untuk anak anak
dan keluarga untuk melaksanakan kegiatan yang
positif dan kegiatan pembelajaran secara daring
online .
Akan tetapi proses pembelajaran daring
melalui internet yang di rasakan tidak optimal.
Karena banyak factor yang menyebabkan kurang
optimal dan tidak efektif, karena sinyal. Hp tidak
android, paketan data, jaringan dan lain lain.
Orang tua sangat khawatir sekali tentang
pemberlakuan New Normal atau kelaziman baru
pada bidang pendidikan. Anak anak di nilai lebih
rentan terjangkit covid 19 saat berkegiatan di luar
rumah. Pada saat ini sejumlah area public seperti
pusat perbelanjaan , mall, restoran, café, dan
tempat wisata sudah bersiap membuka kembali
akses bagi pengunjung. Tetapi bukan berarti
sekolah bebas begitu saja tanpa menerapkan aturan
protocol kesehatan.
Selain pusat perbelanjaan salah
satu yang cukup menjadi perhatian masyarakat luas
berkaitan dengan aktifitas sekolah. Hingga saat ini
orang tua wali murid sangat khawatir apabila
sekolah kembali di buka. Namun di sisi lain , dilema
yang muncul yakni terkait kualitas pembelajaran
daring atau online belum sepenuhnya maksimal.
Pembelajaran bagi siswa sekolah di era new normal
membutuhkan adaftasi juga menggabungkan
pembelajran tatap muka dan virtual atau bisa di
gunakan dengan metode Blended Learning, artinya
pembelajaran yang dilakukan merupakan
penggabungan anatara pembelajaran tatap muka
dan online atau virtual.
Pembelajaran di era new normal tidak semudah yang kita bayangkan , siswa
akan langsung belajar di sekolah atau tatap muka
denagn menerapkan protocol kesehatan covid 19
setelah belajar dari rumah. Dalam pelaksanaan
pembelajaran daring guru juga harus menguasai
atau menerapkan berbbagai metode metode yang
sesuai dengan situasi dan kondisi saat ini. Hal inilah
yang menjadi perhatian khusus bagi pemerintah
nantinya dalam menghadapi transisi new normal.
Artinya warga sekolah menerapakan kehidupan
baru yang harus di biasakan dengan hidup bersih
dan sehat serta membiasakan mencuci tangan
dengan sabun dan air mengalir, memakai masker,
dan usahakan mengatur jarak untuk menghindari
menularnya covid 19. Dan tetap menerapkan
protokol kesehatan covid 19 dengan menyediakan
westafel di setiap ruangan kelas , alat pengukur
suhu dengan thermo gun, dan mewajibkan
pemakaian masker. Dalam satu sekolah setiap
harinya juga akan diterapkan sistem separo
kapasitas atau 50 persen dari jumlah siswa total
yang akan masuk.
Hari ini misalnya kelas 6 dan kelas 1 masuk, besok bergantian untuk kelas lainnya dan
seterusnya. Itupun jika sekolah menerapkan
pemberlakuan new normal. Jika metode tersebut
bisa dilakukan , harapannya para siswa sekolah
tetap teredukasi mengenai perilaku hidup bersih
dan sehat . Jadi pada saat ini guru harus berinovasi
dan kreatif memilih metode atau model
pembelajaran yang dapat di lakukan dengan kondisi
apapu dan tatap muka hanya untuk aspek aspek
pencapaian ranah yang kita ketahui dan siasanya
belajar secara daring di rumah.